. . . sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya.
Hosea 14:10
Menanyakan arah jalan bukanlah sesuatu yang saya sukai. Saya selalu merasa bahwa jika saya tetap menempuh suatu jalan untuk beberapa lama, akhirnya saya akan mencapai tujuan saya. Sementara istri saya, Martie, gemar menanyakan arah kepada orang lain dan ia bingung terhadap sikap saya yang enggan untuk mengakui bahwa saya sebenarnya tidak tahu jalan. Pada akhirnya, memang istri saya yang lebih bijak. Ia tiba di tempat tujuannya dengan cepat tanpa rasa cemas, sementara saya akhirnya tersesat.
Sikap kita yang berpikir bahwa kita cukup pintar untuk menentukan arah hidup kita sendiri sungguh bertentangan dengan apa yang diperingatkan oleh Kitab Suci, “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut” (Ams. 16:25). J
ika kita berada di persimpangan hidup, kita perlu berhenti sejenak dan meminta petunjuk dari Tuhan, “sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus” (Hos. 14:10).
Hidup adalah suatu usaha yang mengarah pada tujuan. Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana caranya supaya kita berhasil mengarahkan hidup kita menuju pada suatu hubungan yang indah dan damai dengan sesama, sikap pelayanan dan perbuatan kasih yang bermakna, pengalaman yang memuaskan bersama Allah, dan mencapai tujuan-tujuan hidup lainnya yang tidak kalah penting.
Meminta petunjuk kepada Allah bukan hanya sebuah ide yang cemerlang, tetapi juga teramat penting. “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu . . . maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Ams. 3:5-6).
Tuhan, kuserahkan kekerasan hatiku yang membuatku hidup semauku
sendiri.
Ajariku bahwa setiap keinginanku hanya akan membawaku
pada jalan buntu, dan hikmat-Mu saja yang menjagaku tetap berada
di jalan yang menuju pada semua yang baik dan berbuah. Amin.
Mintalah petunjuk kepada Allah, karena Dia yang mengetahui jalannya
0 komentar: