Baca: Lukas 1:5-25
“Inilah suatu perbuatan Tuhan
bagiku, dan sekarang Ia
berkenan menghapuskan aibku
di depan orang.” (Lukas 1:25)
Aib.
Anda dan saya tentu
memilikinya. Sesuatu yang
memalukan. Noda yang ingin kita
tutupi. Catatan yang ingin kita
kubur dalam-dalam. Mungkin itu
berupa masa lalu yang kelam, latar
belakang keluarga, kekurangan
secara fisik, dan sebagainya.
Alasannya karena kita
takut tidak diterima orang lain. Kita
berusaha memolesnya dengan
berbagai hal yang akan dipandang
baik oleh orang lain.
Aib.
Betapa hal ini menghantui
hari-hari Elisabet. Tidak bisa punya
anak alias mandul adalah aib pada
zamannya. Apalagi suaminya adalah
seorang imam. Tentu ada bisik-bisik
mengapa pasangan ini tidak
dikaruniai penerus keturunan. Tak
putus-putusnya Elisabet dan
suaminya berdoa memohon sebuah
keajaiban (ayat 13).
Tuhan tidak
menjawab. Meski demikian, mereka
tetap setia melayani hingga lanjut
usia (ayat 6-7).
Hingga suatu hari
yang tak pernah diduga itu tiba.
Tuhan membuatnya mengandung!
Sungguh tak dapat dipercaya!
Ia kini bisa menyombong ke semua
tetangga yang dulu
membicarakannya karena mukjizat
yang diterimanya. Menariknya, ia
justru menarik diri selama lima
bulan. Ia tidak sibuk memperbaiki
reputasinya.
Tidak ada yang perlu
dibanggakan. Tuhan berhak
membiarkan aib itu melekat
seumur hidupnya, dan Elisabet
tetap senang melayani-Nya. Jika
kini Dia bermurah hati untuk
menghapuskannya, segala puji
hanya bagi Tuhan!
Kita tak dapat mengendalikan
pendapat orang lain. Namun, kabar
baiknya, kita tak perlu
mendapatkan penerimaan dari
manusia mana pun agar bisa hidup
bahagia!
Yesus datang untuk
menggantikan segala aib kita
dengan kebenaran-Nya sehingga
kita dapat diterima oleh Allah.
Bukankah itu jauh lebih penting
daripada diterima oleh manusia?—
===================
ORANG MENERIMA KITA JIKA KITA
MEMENUHI STANDAR MEREKA.
TUHAN MENERIMA KITA DENGAN
KASIH TAK BERSYARAT.
0 komentar: