*Mazmur 119:105,
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Pendahuluan:
Alkitab adalah Kitab yang dimiliki oleh umat Yahudi dan Kristen. Bedanya kesamaan isi antara Alkitab orang Kristen dan Yahudi hanya sampai di akhir kitab Perjanjian Lama saja.
Kitab-kitab yang ada di Alkitab secara sah [sesuai naskah Ibrani (PL) dan Yunani (PB) yang ditemukan] berjumlah 66 kitab. Di mana PL berjumlah 39 kitab dan PB berjumlah 27 kitab.
Alkitab disusun secara 'semi-kronologis', maksudnya disusun berdasar tema atau bagian kitab tersebut, seperti nabi Yeremia hidup di zaman Raja Yosia (kitab Raja-raja) tetapi kitab Yeremia tidak diletakkan setelah kitab Raja-raja, kitab Yeremia dikelompokkan bersama kitab yang bertema sama. Nabi Yeremia termasuk nabi besar, jadi dikumpulkan bersama nabi besar lainnya.
Demikian juga kitab yang ditulis oleh raja Salomo, anak Daud, dikumpulkan bersama kitab yang bertema sama, Salomo diberi wahyu untuk menulis kitab, dan kitab yang ditulisnya itu dalam frasa puitis, sebagaimana ayahnya (Daud) menciptakan kitab yang beraliran sama. Maka, urutan (kronologis) kitab Salomo ditaruh di kitab yang bersemi sama.
Bagian-bagian Alkitab,
A. PERJANJIAN LAMA
Pentateuch [Kelima Kitab Taurat]:
1. Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, ditulis oleh nabi Musa, namun khusus kitab Ulangan dilanjutkan oleh nabi Yosua – 1400 S.M
Sejarah:
2. Yosua, oleh Yosua – 1350 S.M
3. Hakim-Hakim, Rut, 1 Samuel, 2 Samuel, oleh Samuel dan atau Natan dan atau Gad – 1000-900 S.M
4. 1 Raja-Raja, 2 Raja-Raja, oleh Yeremia – 600 S.M
5. 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, oleh Ezra – 450 S.M
6. Ratu Ester oleh Mordekhai – 400 S.M
Kebijaksanaan dan Puisi:
7. Ayub oleh Musa – 1400 S.M
8. Mazmur, oleh beberapa penulis yang berbeda, kebanyakan oleh Daud – 1000 – 400 S.M
9. Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, oleh Salomo – 900 S.M
Nabi-nabi Besar:
10. Yesaya, oleh Yesaya – 700 S.M
11. Yeremia, Ratapan, oleh Yeremia – 600 S.M
12. Yehezkiel, oleh Yehezkiel – 550 S.M
13. Daniel, oleh Daniel – 550 S.M
Nabi-nabi Kecil:
14. Hosea, oleh Hosea – 750 S.M
15. Yoel, oleh Yoel – 850 S.M
16. Amos, oleh Amos – 750 S.M
17. Obaja, oleh Obaja – 600 S.M
18. Yunus, oleh Yunus – 700 S.M
19. Mikha, oleh Mikha – 700 S.M
20. Habakuk, oleh Habakuk – 600 S.M
21. Zefanya, oleh Zefanya – 650 S.M
22. Hagai, oleh Hagai – 520 S.M
23. Zakharia, oleh Zakharia – 500 S.M
24. Maleakhi, oleh Maleakhi – 430 S.M
B. PERJANJIAN BARU
Injil:
1. Matius, oleh Matius - 55 A.D
2. Markus, oleh Yohanes Markus – 50 A.D
3. Lukas, oleh Lukas – 60 A.D
4. Yohanes, oleh Yohanes, anak Zebedeus – 90 A.D
Sejarah Perjanjian Baru/Kekristenan:
5. Kisah Para Rasul, oleh Lukas – 65 A.D
Surat Para Rasul:
6. Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Filemon, oleh Paulus – 50-70 A.D
7. Ibrani, oleh anonymuose [tidak disebut namanya], tidak diduga Paulus karena ia selalu mengirim surat dengan kata 'Pembuka' sembari menyebut namanya, tetapi diduga Lukas, Barnabas, atau Apolos (Petrus) – 65 A.D
8. Yakobus, oleh Yakobus – 45 A.D
9. 1 Petrus, 2 Petrus, oleh Petrus – 60 A.D
10. 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, oleh Yohanes, anak Zebedeus – 90 A.D
11. Yudas, oleh Yudas saudara Yakobus, bukan Yudas Iskariot – 60 A.D
12. Wahyu, oleh Yohanes, anak Zebedeus – 90 A.D.
Keterangan:
1. S. M adalah tahun Sebelum Masehi, tahun sebelum kelahiran Tuhan Yesus Kristus/Isa Al Masih. Dalam bahasa Inggris disebut BC atau Before Christ;
2. A. D adalah Anno Dommini, bahasa Latin, yang berarti Tahun Tuhan Kita, orang Indonesia menyebutnya Masehi, keduanya sama mengartikan ini sebagai Tahun di mana Kristus telah lahir.
3. Penanggalan Masehi dibuat oleh seorang biarawan bernama Dionisius. Dan akhirnya diakui sebagai tahun dunia.
MATERI I
Bagaimana Penulisan Alkitab?
Setelah menambah wawasan tentang bagian Alkitab dan siapa-siapa penulisnya, sekarang kita akan memahami bagaimana penulisan Alkitab itu.
Sebagaimana yang kita tahu, bahwa Alkitab ditulis dengan adanya bimbingan dari Roh Kudus,
*2 Petrus 1:21,
sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas n
ama Allah.
Perlu diketahui bahwa tidaklah semua nabi dan rasul diilhami untuk menulis kitab, misalnya dari keduableas murid inti yang kemudian disebut para rasul Tuhan Yesus Kristus hanya 2 orang saja yang diilhami untuk menulis Injil, yaitu Matius dan Yohanes. Sedangkan Yohanes Markus dan Lukas adalah rasul (murid) selebihnya. Yesus tidak hanya memiliki 12 Murid, malah Ia saja pernah mengutus 70 murid-Nya (Lukas 10) dan semakin bertambah jumlahnya.
Mereka yang diilhami untuk menulis kitab mendapat bimbingan dari Roh Kudus, namun tidak berarti bahwa Roh Kudus disini mendiktekan apa-apa saja yang harus mereka tulis.
Kita diingatkan oleh Salomo, bahwa;
*Pengkhotbah 3:11,
.... manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Pengilhaman oleh Roh Kudus tidak menjadikan penulis serbatahu, penulis tetap dalam keterbatasan bedanya mereka dapat bernubuat.
Pengilhaman ini juga tidak mengubah sifat penulis dalam bercerita, penulis tetap menjadi diri mereka -bercerita sesuai dengan gaya bicara mereka masing-masing-.
Seperti Matius kadangkala lebih suka membesar-besarkan caranya dalam bercerita [detail], tetapi Markus kadangkala terkesan merinci saja atau fokus ke bagian tertentu.
Ini tentu tidak salah dan tidak aneh, karena Alkitab bukanlah sebuah buku yang didiktekan. Ditulis secara 'detail' atau 'rinci' bukan oleh suruhan Roh Kudus, tetapi sifat dari penulis itu sendiri.
MATERI II
Bukan "dari langit", bukan pula "secara serentak"
Kalimat yang dibubuhi dalam tanda kutip [", red - dari langit, secara serentak - ] adalah pemahaman produk Qur'an (versi Muslim),
*QS. 3:3,
(Tuhan Allah) telah menurunkan kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang terdahulu dari padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injil.
*QS. 6:163,
Dan kami telah memberi kitab zabur ke
pada Nabi Dawud.
Kemudian, ada bonus 'kekeliruan lainnya', yaitu 'secara serentak'.
Ini jelas keliru. Pembenarannya adalah, Alkitab bukan dari langit, melainkan ditulis oleh lebih dari 40 orang, bukan juga secara serentak (dalam sekejap seluruh isi Alkitab ada), melainkan selama 15 abad.
Tanpa dijelaskan pun Anda sudah memahami pembenaran ini apalagi setelah membaca MATERI I.
MATERI III
Sifatnya
Sifat Alkitab ada berupa kiasan -majas-, detail, rinci, topical, kronologis, pembulatan dan lain-lain.
1. Kiasan, tidak diartikan secara lahiriah, melainkan secara batiniah, seperti ketika Adam dan Hawa diciptakan Allah, Allah memerintahkan mereka supaya tidak memakan buah 'larangan', dan memberitahu akibat dari pelanggaran itu, bahwa seketika itu juga mereka akan mati.
Namun, orang yang mengartikan secara lahiriah akan menyalahi Alkitab karena kenyataannya mereka tidak mati, tetapi yang mengartikan secara batiniah paham bahwa mati secara rohanilah yang dimaksud Allah, terbukti pada saat itu juga mereka diusir dari taman Eden yang letaknya disebelah timur bumi (Kej. 2).
Ada juga pemahaman keliru yang timbul dari orang Kristen sendiri, manakala mengatakan bahwa Allah tidak jadi membinasakan mereka meski telah melanggar. Pemahaman ini jelas salah, sebab Allah tidak pernah kompromi dengan yang namanya dosa.
2. Detail, satu contoh sifat detail diambil dari kitab Injil Matius, yang kebanyakan bercerita secara besar-besaran, alasannya Injil ini pertama kali ditujukan oleh orang Yahudi terlihat dari cara Matius menceriterakan ceritanya sembari membandingkan dengan nubuat-nubuat (ramalan) yang tertulis di Perjanjian Lama.
Seperti ketika Yesus menyuruh meminjam keledai (Mat. 21), Matius secara detail dan sesuai tujuannya menulis bahwa ada dua ekor keledai disana untuk menggenapi nubuat ini: Za. 9:9, agar orang Yahudi menjadi yakin bahwa nubuat Mesias terpenuhi dan tergenapi di dalam diri Yesus, tetapi kitab Injil Markus 11, hanya menulis seekor saja, alias hanya fokus kepada seekor keledai yang nantinya ditunggangi Tuhan Yesus.
Ini tidaklah salah, karena kedua penulis memilih sudutpandangnya sendiri itu adalah kebiasaan umum, misalnya seorang penulis kadangkala bercerita dengan memfokuskan tulisannya ke satu arah saja.
3. Saling melengkapi, kasus bunuh diri Yudas Iskariot yang diceritakan oleh Matius 27 menapakkan kematian yang seketika, Yudas menggantung diri dan mati! Namun di KPR 1 menceritakan kematiannya bahwa ia jatuh terpelungkup dan seluruh isi perutnya keluar.
Ini tidaklah bertentangan, justru disinilah kita melihat sifat saling melengkapi, bahwa Yudas menggantung diri DAN tali yang ia pakai putus sehingga ia terjatuh akhirnya mati dalam kondisi seluruh isi perutnya keluar.
Ini bukan soal ini atau itu, melainkan ini dan itu!
Sama halnya dengan berita, yang satu sama lain stasiun televisi saling melengkapi. Manfaat dari ini bagi saya sendiri justru menambah pengetahun dan wawasan saya.
4. Sudutpandang, bagaimana penulis mengarahkan tulisannya. Seperti cara Matius dan Markus di atas.
Sifat ini yang lainnya dapat kita lihat antara Injil Matius dan Injil Lukas, dimana keduanya menulis silsilah Yesus namun dari sudut yang berbeda, yang satu menulis silsilah Ayah (Matius) dan yang lain dari silsilah Ibu (Lukas).
Injil Matius ditujukan kepada orang Yahudi, jadi ia menulis dari silsilah ayah, ini hal yang menjadi tradisi orang Yahudi, Matius memulai silsilah-Nya dari bapa 'Abraham', karena mulai dari dialah Perjanjian dimulai.
Matius fokus cerita ke Yusuf, baik dari silsilah maupun perjumpaan Yusuf dengan malaikat, sedangkan Lukas fokus bercerita ke Maria, mengenai silsilahnya dan perjumpaan Maria dengan malaikat.
Kemudian, dapat kita lihat lagi di kitab Injil Yohanes 20, dimana Yohanes fokus ke Maria saja waktu datang ke kubur Yesus, padahal di kitab Matius kita melihat bahwa Maria pergi bersama yang lain ke sana, dan sepanjang cerita kebangkitan Yesus, Yohanes terus fokus ke Maria dimana Maria kemudian bertemu dengan Yesus, yang ceritanya tidak kita dapati di Injil lain.
5. Rinci, sifat rinci kebalikan dari detail.
6. Topical, sifat ini membahas cerita secara semi-kronologis, yaitu menggabungkan isi 'topic' yang sama.
Seperti ketika Yesus mengutuk pohon ara (Matius 21) nampak bahwa pohon ara itu langsung kering, padahal di kitab Markus 11 kita membaca bahwa keesokan harinyalah pohon ara itu kering.
Ini karena Matius menulisnya secara 'topical', ketika bercerita tentang 'pohon ara', ia menyelesaikan cerita itu langsung, tidak seperti kitab Markus yang justru memilih bercerita secara kronologis.
7. Kronologis, secara berutu, seperti kitab Markus di atas.
8. Pembulatan, kitab Tawarikh terlihat bertentangan dengan kitab Raja-raja ketika menulis tentang umur, baiklah kita ketahui bahwa kadangkala penulis membulatkan umur-umur tersebut, seperti umur 13 tahun 8 bulan, dibulatkan menjadi 14 tahun; 14 tahun 7 bulan, dibulatkan menjadi 15...., dan lain-lain.
Orang Indonesia ketika ditanya berapa tahun Belanda menjajahnya, jawabannya: selama 350 tahun.
Tidak secara detail menyebut bulan-tanggal-hari-waktunya, mungkin saja 350 tahun itu adalah angka pembulatan dari 349 tahun sekian bulan sekian hari dan sekian waktu.
Dan lain-lain. [Silahkan beri tambahan di box komentar]
MATERI IV
Isinya
Kadangkala isi Alkitab dipandang pesimis oleh teman-teman Slimut. Seperti ketika Allah berbicara dalam bahasa yang bermajas atau puitis,
*Yesaya 42:14,
Allah berkata, "Sudah lama Aku membisu; Aku diam dan menahan diri. Sekarang tiba saatnya untuk bertindak, Aku mau berteriak seperti wanita yang melahirkan.
Ayat di atas adalah puji-pujian keselamatan, umat Kristen tidak malu dengan ayat di atas, sebaliknya malah bunyinya lebih indah bagi seorang pecinta puitis atau yang sehati dengan seni.
Perlu diketahui, bahwa di Alkitab-lah para ahli bahasa belajar dan mengumpulkan bahasa-bahasa lain (majas alegoris, ironi, hiperbola, puitis dll).
Buku ini (Alkitab), telah banyak berpengaruh terhadap karya-karya terbesar dunia baik dalam bidang seni, sastra, dan musik, serta juga memiliki pengaruh yang menonjol terhadap hukum.
Isi yang sering dipermasalahkn oleh teman Muslim kita yang lainnya adalah tentang kejujuran Alkitab menulis dosa para nabi, baik itu berupa incest, pengingkaran dan lain-lain.
Tetapi, segala dosa para nabi yang ditulis oleh Alkitab tidaklah pernah dibenarkan oleh-Nya, sebaliknya malah mendapat ganjaran akibat dari dosa itu.
Bacalah semua perbuatan dosa yang tertulis di Alkitab, dan Anda tidak akan menemukan saran untuk mengikuti perbuatan itu, sebaliknya Anda belajar mengenal sesuatu yang tidak berkenan di mata Allah.
Umat Muslim tidak mengambil makna dari cerita di atas.
Alkitab saja begitu berpengaruh di bidang hukum. Mana mungkin bapak-bapak hukum terdahulu berpatokan pada kitab yang mengajarkan hal yang salah. Itu sungguh konyol. :D
Demikian pun bahasa-bahasa yang digunakan, begitu menginspirasi para penulis puitis.
Macam-macam sifat menulis diinspirasikan dari kitab ini, ada menulis secara topical, ada juga secara kronologis, ada pembulatan angka, detail dan rinci, persuasi, ekposisi, dan lain-lain.
Hukum, kebijaksanaan, majas hiperbola, ironi, personifikasi, anthropomorf, puitis, sajak, syair, sastra, dan lain-lain.
Wah, ke semua hal yang dinilai salah oleh teman-teman Muslim ternyata begitu berpengaruh terhadap perkembangan sastra, seni, bahasa, hukum dan lain-lain.
Bahkan hal ini dipelajari di sekolahan, Muslim yang mengkritisi Alkitab sedemikian sebaiknya berhenti menulis secara majas, puitis, atau mengikuti jurusan hukum, karena semuanya itu diinspirasikan oleh buku yang sangat luar biasa, yang mereka kritisi, yang tetap bertahan hingga masa kini dan selama-lamanya!
Kitab-kitab yang ada di Alkitab secara sah [sesuai naskah Ibrani (PL) dan Yunani (PB) yang ditemukan] berjumlah 66 kitab. Di mana PL berjumlah 39 kitab dan PB berjumlah 27 kitab.
Alkitab disusun secara 'semi-kronologis', maksudnya disusun berdasar tema atau bagian kitab tersebut, seperti nabi Yeremia hidup di zaman Raja Yosia (kitab Raja-raja) tetapi kitab Yeremia tidak diletakkan setelah kitab Raja-raja, kitab Yeremia dikelompokkan bersama kitab yang bertema sama. Nabi Yeremia termasuk nabi besar, jadi dikumpulkan bersama nabi besar lainnya.
Demikian juga kitab yang ditulis oleh raja Salomo, anak Daud, dikumpulkan bersama kitab yang bertema sama, Salomo diberi wahyu untuk menulis kitab, dan kitab yang ditulisnya itu dalam frasa puitis, sebagaimana ayahnya (Daud) menciptakan kitab yang beraliran sama. Maka, urutan (kronologis) kitab Salomo ditaruh di kitab yang bersemi sama.
Bagian-bagian Alkitab,
A. PERJANJIAN LAMA
Pentateuch [Kelima Kitab Taurat]:
1. Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, ditulis oleh nabi Musa, namun khusus kitab Ulangan dilanjutkan oleh nabi Yosua – 1400 S.M
Sejarah:
2. Yosua, oleh Yosua – 1350 S.M
3. Hakim-Hakim, Rut, 1 Samuel, 2 Samuel, oleh Samuel dan atau Natan dan atau Gad – 1000-900 S.M
4. 1 Raja-Raja, 2 Raja-Raja, oleh Yeremia – 600 S.M
5. 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, oleh Ezra – 450 S.M
6. Ratu Ester oleh Mordekhai – 400 S.M
Kebijaksanaan dan Puisi:
7. Ayub oleh Musa – 1400 S.M
8. Mazmur, oleh beberapa penulis yang berbeda, kebanyakan oleh Daud – 1000 – 400 S.M
9. Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, oleh Salomo – 900 S.M
Nabi-nabi Besar:
10. Yesaya, oleh Yesaya – 700 S.M
11. Yeremia, Ratapan, oleh Yeremia – 600 S.M
12. Yehezkiel, oleh Yehezkiel – 550 S.M
13. Daniel, oleh Daniel – 550 S.M
Nabi-nabi Kecil:
14. Hosea, oleh Hosea – 750 S.M
15. Yoel, oleh Yoel – 850 S.M
16. Amos, oleh Amos – 750 S.M
17. Obaja, oleh Obaja – 600 S.M
18. Yunus, oleh Yunus – 700 S.M
19. Mikha, oleh Mikha – 700 S.M
20. Habakuk, oleh Habakuk – 600 S.M
21. Zefanya, oleh Zefanya – 650 S.M
22. Hagai, oleh Hagai – 520 S.M
23. Zakharia, oleh Zakharia – 500 S.M
24. Maleakhi, oleh Maleakhi – 430 S.M
B. PERJANJIAN BARU
Injil:
1. Matius, oleh Matius - 55 A.D
2. Markus, oleh Yohanes Markus – 50 A.D
3. Lukas, oleh Lukas – 60 A.D
4. Yohanes, oleh Yohanes, anak Zebedeus – 90 A.D
Sejarah Perjanjian Baru/Kekristenan:
5. Kisah Para Rasul, oleh Lukas – 65 A.D
Surat Para Rasul:
6. Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Filemon, oleh Paulus – 50-70 A.D
7. Ibrani, oleh anonymuose [tidak disebut namanya], tidak diduga Paulus karena ia selalu mengirim surat dengan kata 'Pembuka' sembari menyebut namanya, tetapi diduga Lukas, Barnabas, atau Apolos (Petrus) – 65 A.D
8. Yakobus, oleh Yakobus – 45 A.D
9. 1 Petrus, 2 Petrus, oleh Petrus – 60 A.D
10. 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, oleh Yohanes, anak Zebedeus – 90 A.D
11. Yudas, oleh Yudas saudara Yakobus, bukan Yudas Iskariot – 60 A.D
12. Wahyu, oleh Yohanes, anak Zebedeus – 90 A.D.
Keterangan:
1. S. M adalah tahun Sebelum Masehi, tahun sebelum kelahiran Tuhan Yesus Kristus/Isa Al Masih. Dalam bahasa Inggris disebut BC atau Before Christ;
2. A. D adalah Anno Dommini, bahasa Latin, yang berarti Tahun Tuhan Kita, orang Indonesia menyebutnya Masehi, keduanya sama mengartikan ini sebagai Tahun di mana Kristus telah lahir.
3. Penanggalan Masehi dibuat oleh seorang biarawan bernama Dionisius. Dan akhirnya diakui sebagai tahun dunia.
MATERI I
Bagaimana Penulisan Alkitab?
Setelah menambah wawasan tentang bagian Alkitab dan siapa-siapa penulisnya, sekarang kita akan memahami bagaimana penulisan Alkitab itu.
Sebagaimana yang kita tahu, bahwa Alkitab ditulis dengan adanya bimbingan dari Roh Kudus,
*2 Petrus 1:21,
sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas n
ama Allah.
Perlu diketahui bahwa tidaklah semua nabi dan rasul diilhami untuk menulis kitab, misalnya dari keduableas murid inti yang kemudian disebut para rasul Tuhan Yesus Kristus hanya 2 orang saja yang diilhami untuk menulis Injil, yaitu Matius dan Yohanes. Sedangkan Yohanes Markus dan Lukas adalah rasul (murid) selebihnya. Yesus tidak hanya memiliki 12 Murid, malah Ia saja pernah mengutus 70 murid-Nya (Lukas 10) dan semakin bertambah jumlahnya.
Mereka yang diilhami untuk menulis kitab mendapat bimbingan dari Roh Kudus, namun tidak berarti bahwa Roh Kudus disini mendiktekan apa-apa saja yang harus mereka tulis.
Kita diingatkan oleh Salomo, bahwa;
*Pengkhotbah 3:11,
.... manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Pengilhaman oleh Roh Kudus tidak menjadikan penulis serbatahu, penulis tetap dalam keterbatasan bedanya mereka dapat bernubuat.
Pengilhaman ini juga tidak mengubah sifat penulis dalam bercerita, penulis tetap menjadi diri mereka -bercerita sesuai dengan gaya bicara mereka masing-masing-.
Seperti Matius kadangkala lebih suka membesar-besarkan caranya dalam bercerita [detail], tetapi Markus kadangkala terkesan merinci saja atau fokus ke bagian tertentu.
Ini tentu tidak salah dan tidak aneh, karena Alkitab bukanlah sebuah buku yang didiktekan. Ditulis secara 'detail' atau 'rinci' bukan oleh suruhan Roh Kudus, tetapi sifat dari penulis itu sendiri.
MATERI II
Bukan "dari langit", bukan pula "secara serentak"
Kalimat yang dibubuhi dalam tanda kutip [", red - dari langit, secara serentak - ] adalah pemahaman produk Qur'an (versi Muslim),
*QS. 3:3,
(Tuhan Allah) telah menurunkan kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang terdahulu dari padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injil.
*QS. 6:163,
Dan kami telah memberi kitab zabur ke
pada Nabi Dawud.
Kemudian, ada bonus 'kekeliruan lainnya', yaitu 'secara serentak'.
Ini jelas keliru. Pembenarannya adalah, Alkitab bukan dari langit, melainkan ditulis oleh lebih dari 40 orang, bukan juga secara serentak (dalam sekejap seluruh isi Alkitab ada), melainkan selama 15 abad.
Tanpa dijelaskan pun Anda sudah memahami pembenaran ini apalagi setelah membaca MATERI I.
MATERI III
Sifatnya
Sifat Alkitab ada berupa kiasan -majas-, detail, rinci, topical, kronologis, pembulatan dan lain-lain.
1. Kiasan, tidak diartikan secara lahiriah, melainkan secara batiniah, seperti ketika Adam dan Hawa diciptakan Allah, Allah memerintahkan mereka supaya tidak memakan buah 'larangan', dan memberitahu akibat dari pelanggaran itu, bahwa seketika itu juga mereka akan mati.
Namun, orang yang mengartikan secara lahiriah akan menyalahi Alkitab karena kenyataannya mereka tidak mati, tetapi yang mengartikan secara batiniah paham bahwa mati secara rohanilah yang dimaksud Allah, terbukti pada saat itu juga mereka diusir dari taman Eden yang letaknya disebelah timur bumi (Kej. 2).
Ada juga pemahaman keliru yang timbul dari orang Kristen sendiri, manakala mengatakan bahwa Allah tidak jadi membinasakan mereka meski telah melanggar. Pemahaman ini jelas salah, sebab Allah tidak pernah kompromi dengan yang namanya dosa.
2. Detail, satu contoh sifat detail diambil dari kitab Injil Matius, yang kebanyakan bercerita secara besar-besaran, alasannya Injil ini pertama kali ditujukan oleh orang Yahudi terlihat dari cara Matius menceriterakan ceritanya sembari membandingkan dengan nubuat-nubuat (ramalan) yang tertulis di Perjanjian Lama.
Seperti ketika Yesus menyuruh meminjam keledai (Mat. 21), Matius secara detail dan sesuai tujuannya menulis bahwa ada dua ekor keledai disana untuk menggenapi nubuat ini: Za. 9:9, agar orang Yahudi menjadi yakin bahwa nubuat Mesias terpenuhi dan tergenapi di dalam diri Yesus, tetapi kitab Injil Markus 11, hanya menulis seekor saja, alias hanya fokus kepada seekor keledai yang nantinya ditunggangi Tuhan Yesus.
Ini tidaklah salah, karena kedua penulis memilih sudutpandangnya sendiri itu adalah kebiasaan umum, misalnya seorang penulis kadangkala bercerita dengan memfokuskan tulisannya ke satu arah saja.
3. Saling melengkapi, kasus bunuh diri Yudas Iskariot yang diceritakan oleh Matius 27 menapakkan kematian yang seketika, Yudas menggantung diri dan mati! Namun di KPR 1 menceritakan kematiannya bahwa ia jatuh terpelungkup dan seluruh isi perutnya keluar.
Ini tidaklah bertentangan, justru disinilah kita melihat sifat saling melengkapi, bahwa Yudas menggantung diri DAN tali yang ia pakai putus sehingga ia terjatuh akhirnya mati dalam kondisi seluruh isi perutnya keluar.
Ini bukan soal ini atau itu, melainkan ini dan itu!
Sama halnya dengan berita, yang satu sama lain stasiun televisi saling melengkapi. Manfaat dari ini bagi saya sendiri justru menambah pengetahun dan wawasan saya.
4. Sudutpandang, bagaimana penulis mengarahkan tulisannya. Seperti cara Matius dan Markus di atas.
Sifat ini yang lainnya dapat kita lihat antara Injil Matius dan Injil Lukas, dimana keduanya menulis silsilah Yesus namun dari sudut yang berbeda, yang satu menulis silsilah Ayah (Matius) dan yang lain dari silsilah Ibu (Lukas).
Injil Matius ditujukan kepada orang Yahudi, jadi ia menulis dari silsilah ayah, ini hal yang menjadi tradisi orang Yahudi, Matius memulai silsilah-Nya dari bapa 'Abraham', karena mulai dari dialah Perjanjian dimulai.
Matius fokus cerita ke Yusuf, baik dari silsilah maupun perjumpaan Yusuf dengan malaikat, sedangkan Lukas fokus bercerita ke Maria, mengenai silsilahnya dan perjumpaan Maria dengan malaikat.
Kemudian, dapat kita lihat lagi di kitab Injil Yohanes 20, dimana Yohanes fokus ke Maria saja waktu datang ke kubur Yesus, padahal di kitab Matius kita melihat bahwa Maria pergi bersama yang lain ke sana, dan sepanjang cerita kebangkitan Yesus, Yohanes terus fokus ke Maria dimana Maria kemudian bertemu dengan Yesus, yang ceritanya tidak kita dapati di Injil lain.
5. Rinci, sifat rinci kebalikan dari detail.
6. Topical, sifat ini membahas cerita secara semi-kronologis, yaitu menggabungkan isi 'topic' yang sama.
Seperti ketika Yesus mengutuk pohon ara (Matius 21) nampak bahwa pohon ara itu langsung kering, padahal di kitab Markus 11 kita membaca bahwa keesokan harinyalah pohon ara itu kering.
Ini karena Matius menulisnya secara 'topical', ketika bercerita tentang 'pohon ara', ia menyelesaikan cerita itu langsung, tidak seperti kitab Markus yang justru memilih bercerita secara kronologis.
7. Kronologis, secara berutu, seperti kitab Markus di atas.
8. Pembulatan, kitab Tawarikh terlihat bertentangan dengan kitab Raja-raja ketika menulis tentang umur, baiklah kita ketahui bahwa kadangkala penulis membulatkan umur-umur tersebut, seperti umur 13 tahun 8 bulan, dibulatkan menjadi 14 tahun; 14 tahun 7 bulan, dibulatkan menjadi 15...., dan lain-lain.
Orang Indonesia ketika ditanya berapa tahun Belanda menjajahnya, jawabannya: selama 350 tahun.
Tidak secara detail menyebut bulan-tanggal-hari-waktunya, mungkin saja 350 tahun itu adalah angka pembulatan dari 349 tahun sekian bulan sekian hari dan sekian waktu.
Dan lain-lain. [Silahkan beri tambahan di box komentar]
MATERI IV
Isinya
Kadangkala isi Alkitab dipandang pesimis oleh teman-teman Slimut. Seperti ketika Allah berbicara dalam bahasa yang bermajas atau puitis,
*Yesaya 42:14,
Allah berkata, "Sudah lama Aku membisu; Aku diam dan menahan diri. Sekarang tiba saatnya untuk bertindak, Aku mau berteriak seperti wanita yang melahirkan.
Ayat di atas adalah puji-pujian keselamatan, umat Kristen tidak malu dengan ayat di atas, sebaliknya malah bunyinya lebih indah bagi seorang pecinta puitis atau yang sehati dengan seni.
Perlu diketahui, bahwa di Alkitab-lah para ahli bahasa belajar dan mengumpulkan bahasa-bahasa lain (majas alegoris, ironi, hiperbola, puitis dll).
Buku ini (Alkitab), telah banyak berpengaruh terhadap karya-karya terbesar dunia baik dalam bidang seni, sastra, dan musik, serta juga memiliki pengaruh yang menonjol terhadap hukum.
Isi yang sering dipermasalahkn oleh teman Muslim kita yang lainnya adalah tentang kejujuran Alkitab menulis dosa para nabi, baik itu berupa incest, pengingkaran dan lain-lain.
Tetapi, segala dosa para nabi yang ditulis oleh Alkitab tidaklah pernah dibenarkan oleh-Nya, sebaliknya malah mendapat ganjaran akibat dari dosa itu.
Bacalah semua perbuatan dosa yang tertulis di Alkitab, dan Anda tidak akan menemukan saran untuk mengikuti perbuatan itu, sebaliknya Anda belajar mengenal sesuatu yang tidak berkenan di mata Allah.
Umat Muslim tidak mengambil makna dari cerita di atas.
Alkitab saja begitu berpengaruh di bidang hukum. Mana mungkin bapak-bapak hukum terdahulu berpatokan pada kitab yang mengajarkan hal yang salah. Itu sungguh konyol. :D
Demikian pun bahasa-bahasa yang digunakan, begitu menginspirasi para penulis puitis.
Macam-macam sifat menulis diinspirasikan dari kitab ini, ada menulis secara topical, ada juga secara kronologis, ada pembulatan angka, detail dan rinci, persuasi, ekposisi, dan lain-lain.
Hukum, kebijaksanaan, majas hiperbola, ironi, personifikasi, anthropomorf, puitis, sajak, syair, sastra, dan lain-lain.
Wah, ke semua hal yang dinilai salah oleh teman-teman Muslim ternyata begitu berpengaruh terhadap perkembangan sastra, seni, bahasa, hukum dan lain-lain.
Bahkan hal ini dipelajari di sekolahan, Muslim yang mengkritisi Alkitab sedemikian sebaiknya berhenti menulis secara majas, puitis, atau mengikuti jurusan hukum, karena semuanya itu diinspirasikan oleh buku yang sangat luar biasa, yang mereka kritisi, yang tetap bertahan hingga masa kini dan selama-lamanya!
0 komentar: