SELAMAT DATANG PARA SAHABAT KRISTUS Di blog '† Renungan-Renungan Rohani Kirs†en | Kha†olik †' banyak artikel Rohani yang menarik di sini "TERIMA KASIH KUNJUNGANNYA" GOD Bless You...
Translate This Page
Arabic Chinese inggris Espanol French Italian Japanese Korean india Russian

KASIH BAPA

Filed under: by:


Beberapa tahun yang lalu, ada seorang
duda yang sangat kaya. Ia mempunyai
seorang anak laki-laki yang sangat ia
kasihi dan memiliki kegemaran yang
sama dengannya yaitu mengkoleksi
lukisan-lukisan terkenal. Mereka
berkeliling dunia untuk mencari dan
mengumpulkan lukisan-lukisan itu.
Karya-karya tak ternilai dari Picasso,
Van Gogh, Monet dan banyak lainnya
menghiasi dinding rumah mereka.
Duda itu sangat bangga dengan
keahlian anaknya memilih karya-karya
bermutu.
Ketika musim dingin tiba, perang
melanda negeri mereka. Anak muda itu
pergi untuk membela negerinya.
Setelah beberapa minggu, ayahnya
menerima telegram bahwa anaknya
telah hilang. Kolektor seni itu dengan
cemas menunggu berita berikutnya,
dan ternyata yang dicemaskan terjadi,
anaknya telah tewas ketika sedang
merawat seorang temannya yang
terluka. Keinginan untuk merayakan
Natal bersama anaknya sirna sudah. Ia
merasa sedih dan kesepian.
Pada hari Natal pagi hari, terdengar
ketokan di pintu yang membangunkan
orang tua itu. Ketika ia membuka
pintu, seorang serdadu berdiri di
depannya dengan membawa
bungkusan besar. Serdadu itu
memperkenalkan diri, "Saya adalah
teman anak bapak. Saya adalah orang
yang sedang diselamatkannya ketika ia
tewas. Bolehkah saya masuk sebentar?
Ada sesuatu yang ingin saya
perlihatkan." Serdadu itu menuturkan
bahwa anak orang tua itu telah
menceritakan padanya kecintaannya,
juga ayahnya, pada barang-barang
seni.
"Saya adalah seorang seniman," kata
serdadu itu, "dan saya ingin
memberikan pada Anda barang ini."
Dibukanya bungkusan yang dibawanya
itu dan ternyata di dalamnya ada
lukisan foto anak orang tua itu.
Memang bukan karya yang sangat
bagus dibandingkan dengan lukisan-
lukisan yang telah dimilikinya. Tetapi
lukisan itu cukup rinci menggambarkan
wajah anaknya. Dengan terharu orang
tua itu memajang lukisan itu di atas
perapian, menyingkirkan lukisan-
lukisan lain yang bernilai ribuan dolar.
Pada hari-hari berikutnya, orang tua itu
menyadari bahwa walaupun anaknya
tak berada lagi di sisinya ia tetap hidup
dihatinya. Ia bangga mendengar
anaknya telah menyelamatkan puluhan
serdadu yang terluka sampai sebuah
peluru merobek jantungnya. Lukisan
foto anaknya itu menjadi miliknya yang
paling berharga.
Pada musim semi berikutnya, orang
tua itu sakit dan meninggal. Koleksi
lukisannya akan dilelang. Dalam surat
wasiatnya orang tua itu mengatakan
bahwa lukisan-lukisan itu akan dilelang
pada hari Natal, hari orang tua itu
menerima lukisan yang paling
disayanginya itu. Penggemar seni di
seluruh dunia menunggu saat
pelelangan itu.
Saat yang dinantikan itu pun tiba.
Penggemar seni berdatangan dari
berbagai penjuru dunia. Lelang dimulai
dengan lukisan yang tak ada dalam
daftar di museum di seluruh dunia,
yaitu lukisan anak orang tua itu. Juru
lelang bertanya, "Siapa yang akan
mulai dengan penawaran?" Ruangan
itu sunyi. Juru lelang melanjutkan,
"Siapa yang akan mulai penawaran
dengan $100?" Menit-menit berlalu
dan tak ada seorang pun yang
berbicara. Terdengar suara protes,
"Siapa yang berminat pada lukisan tak
bermutu itu? Itu hanya lukisan foto
anak orang tua itu. Lupakan saja
lukisan itu dan lanjutkan dengan
lukisan-lukisan lain yang bermutu."
Terdengar suara-suara yang
menyetujui usul itu. "Tidak, kita harus
menjual ini terlebih dahulu," kata juru
lelang. Akhirnya, seorang tetangga
orang tua itu berkata, "Bagaimana
kalau saya menawarnya sepuluh dolar.
Saya hanya punya uang sebanyak itu.
Karena saya kenal baik anak itu, saya
ingin memilikinya." Juru lelang itu
bertanya, "Ada yang menawar lebih
tinggi?" Kembali ruangan sunyi. "Kalau
begitu saya hitung, satu, dua, . tiga,
jadilah." Tepuk tangan terdengar riuh
di ruangan itu, dan terdengar suara,
"Nah, akhirnya kita sampai pada
pelelangan harta yang sebenarnya."
Tetapi juru lelang itu mengumumkan
pelelangan telah selesai. Seseorang
memprotes dan bertanya, "Apa
maksud Anda? Di sini ada koleksi
lukisan yang bernilai jutaan dolar dan
Anda mengatakan telah selesai. Kita
datang kesini bukan untuk lukisan anak
orang tua itu. Saya ingin ada
penjelasan." Juru lelang itu menjawab,
"Ini sangat sederhana. Menurut surat
wasiat orang tua itu, siapa yang
memilih anaknya . akan mendapat
semuanya."
Memang, pesan pada hari Natal itu
sama seperti yang disampaikan pada
kita selama berabad-abad: Kasih
seorang Bapa pada Anak-Nya yang
telah mengorbankan diri untuk
menyelamatkan orang lain. Dan karena
kasih Bapa itu, siapa yang menerima
Anak-Nya akan menjadi ahli waris-Nya
dan menerima seluruhnya.
"Tetapi semua orang yang menerima-
Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang
percaya dalam nama-Nya;" (Yohanes
1:12)
"Jadi kamu bukan lagi hamba,
melainkan anak; jikalau kamu anak,
maka kamu juga adalah ahli-ahli waris,
oleh Allah." (Galatia 4:7) 

0 komentar:

Member